Pembacaan kitab Syamail Rasul oleh Habib Taufiq Baraqbah
Menggambarkan suasana kamar dan perabot beliau yang sangat sederhana
Dari Ummul mukminin hafshah binti Umar bin Khathab RA, beliau di
tanya tentang bagaimana tempat tidur Rasulallah shallallahu ‘alaihi
wasallam di rumah beliau hafshoh. Maka beliau menjawab bahwa tempat
tidur Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah sebuah kain yang
dilipat menjadi dua. Kemudian pada suatu malam, ummul mukminin hafshah
berkata dalam hati, “andai kain ini aku lipat menjadi 4 lipatan tentu lebih nyaman untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam”.
Maka dilipatlah kain itu menajdi 4 lipatan, maka Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam tidur diatas kain tersebut. Keesokan harinya
Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam bertanya, “wahai hafshah, dimanakah aku engkau tidurkan malam ini?”, hafshah menjawab,” itu adalah alas tidurmu, namun aku lipat menjadi 4 lipatan dengan maksud engkau lebih nyaman tidur diatasnya”. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, “kembalikan seperti sedia kala, sesungguhnya, empuknya tempat tidurku, membuatku terhalang untuk sholat malam”.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sering tidur hanya beralas
tikar tanpa ada las lain dibawahnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam selain punya tikar tetapi juga punya selimut. Beliau berkata, “tidak pernah datang kepadaku malaikat jibril sedang aku dalam selimut, kecuali aku sedang berselit dengan ‘aisyah”. Ini sebagai tanda bahwa ‘aisyah memiliki keistimewaan di bandingkan ummul mukminin yang lain.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam terkadang sholat beralaskan
tikar saja, terkadang juga sholat beralaskan sajadah atau karpet.
Bab 4 bagian 1 menceritakan keseharian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hal makanan.
Dari Simak bin Harb, beliau mendengar sahabat Nu’man bin Basyir berkata “bukankah kalian
di zaman ini memiliki berbagai makanan dan minuman sungguh aku telah
melihat Rasululloh shollallohu ‘alaihi wasallam pada masa hidup beliau ,
tak mendapatkan makanan, tak punya kurma hanya untuk memenuhi lapar
beliau”.
Dari ‘Aisyah meriwayakan” kami keluarga Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam tidak menyalakan api untuk memasak selama sebulan.
Tetapi hanyalah kurma dan air yang menjadi santapan keseharian kami”.
Dari Nouval bin Iyas Al Hudzali , beliau bersahabat dengan
Abdurrohman bin Auf, Nouval menceritakan bahwa suatu saat dia bertamu ke
rumah Abdurrahman bin Auf, dia masuk ke rumah Abdurrahman bin Auf,
kemudian Abdurrahman bin Auf masuk untuk mandi dan mengganti pakaian
yang bagus. Kemudian beliau Abdurrahman bin Auf keluar dengan membawa
sebuah talam berisi daging dan roti. Ketika meletekkannya di depanku,
beliau Abdurrahman menangis . dan aku bertanya, “ Ya aba Muhammad, apa yang menyebabkan engkau menangis?”, maka Abdurrahman bin Auf menjawab, “sesungguhnya
Rasululloh shollallohu ‘alaihi wasallam meninggal dunia dan beliau
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah merasakan kenyang
dalam perutnya. Beliau dan ahlu baitnya tak pernah kenyang dengan daging
dan roti”.
Inilah kehidupan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang sangat
sederhana. Beliau Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan,
”bagi mereka kehidupan duniawi bermewah-mewahan di dunia, dan bagi kita
kehidupan kelak di akhirat”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar