Jumat, 25 Oktober 2013

Kitab Syamail Rasul Bab 2 Bagian ke 3 Menggambarkan suasana kamar dan perabot beliau yang sangat sederhana

Pembacaan kitab Syamail Rasul oleh Habib Taufiq Baraqbah
Menggambarkan suasana kamar dan perabot beliau yang sangat sederhana
Dari Ummul mukminin hafshah binti Umar bin Khathab RA, beliau di tanya tentang bagaimana tempat tidur Rasulallah shallallahu ‘alaihi wasallam di rumah beliau hafshoh. Maka beliau menjawab bahwa tempat tidur Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah sebuah kain yang dilipat menjadi dua. Kemudian pada suatu malam, ummul mukminin hafshah berkata dalam hati, “andai kain ini aku lipat menjadi 4 lipatan tentu lebih nyaman untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam”. Maka dilipatlah kain itu menajdi 4 lipatan, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidur diatas kain tersebut. Keesokan harinya Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam bertanya, “wahai hafshah, dimanakah aku engkau tidurkan malam ini?”, hafshah menjawab,” itu adalah alas tidurmu, namun aku lipat menjadi 4 lipatan dengan maksud engkau lebih nyaman tidur diatasnya”. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, “kembalikan seperti sedia kala, sesungguhnya, empuknya tempat tidurku, membuatku terhalang untuk sholat malam”.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sering tidur hanya beralas tikar tanpa ada las lain dibawahnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selain punya tikar tetapi juga punya selimut. Beliau berkata, “tidak pernah datang kepadaku malaikat jibril sedang aku dalam selimut, kecuali aku sedang berselit dengan ‘aisyah”. Ini sebagai tanda bahwa ‘aisyah memiliki keistimewaan di bandingkan ummul mukminin yang lain.
Dari Jabir bin Samuroh, beliau meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam duduk bersandar pada sebuah bantal di tangan sebelah kirinya dan bantal itu terbuat dari kulit yang berisi dedaunan yang kering.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam terkadang sholat beralaskan tikar saja, terkadang juga sholat beralaskan sajadah atau karpet.
Bab 4 bagian 1 menceritakan keseharian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hal makanan.
Dari Simak bin Harb, beliau mendengar sahabat Nu’man bin Basyir berkata “bukankah kalian di zaman ini memiliki berbagai makanan dan minuman sungguh aku telah melihat Rasululloh shollallohu ‘alaihi wasallam pada masa hidup beliau , tak mendapatkan makanan, tak punya kurma hanya untuk memenuhi lapar beliau”.
Dari ‘Aisyah meriwayakan” kami keluarga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak menyalakan api untuk memasak selama sebulan. Tetapi hanyalah kurma dan air yang menjadi santapan keseharian kami”.
Dari Nouval bin Iyas Al Hudzali , beliau bersahabat dengan Abdurrohman bin Auf, Nouval menceritakan bahwa suatu saat dia bertamu ke rumah Abdurrahman bin Auf, dia masuk ke rumah Abdurrahman bin Auf, kemudian Abdurrahman bin Auf masuk untuk mandi dan mengganti pakaian yang bagus. Kemudian beliau Abdurrahman bin Auf  keluar dengan membawa sebuah talam berisi daging dan roti. Ketika meletekkannya di depanku, beliau Abdurrahman menangis . dan aku bertanya, “ Ya aba Muhammad, apa yang menyebabkan engkau menangis?”, maka Abdurrahman bin Auf menjawab, “sesungguhnya Rasululloh shollallohu ‘alaihi wasallam meninggal dunia dan beliau Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah merasakan kenyang dalam perutnya. Beliau dan ahlu baitnya tak pernah kenyang dengan daging dan roti”.

Inilah kehidupan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang sangat sederhana. Beliau Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan, ”bagi mereka kehidupan duniawi bermewah-mewahan di dunia, dan bagi kita kehidupan kelak di akhirat”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar