ADAKAH TARAWIH YANG BID’AH ?
Oleh Buya Yahya (Pengasuh LPD Al-Bahjah Cirebon)
(BAB IV)
SHOLAT TARAWIH 8 ROKA’AT
Bagi orang yang mengenal hadits-hadits Nabi Muhammad SAW dan
perkataan para Ulama tentu amat sangat mudah untuk mengetahui bahwasannya
Shalat Taraweh 8 roka’at itu tidak pernah diambil dari Nabi Muhammad SAW dan
juga tidak pernah dilakukan oleh para Sahabat-Sahabat beliau khususnya para
Khulafaur Rosyidin.
Dan sungguh sangat mengherankan lagi jika muncul orang yang
memilih Shalat Taraweh hanya 8 roka’at kemudian dengan serta merta menyalahkan
orang yang melakukan Shalat Taraweh 20 roka’at. Kalau kita cermati bahwasannya
Shalat Taraweh 20 roka’at tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW akan
tetapi pernah dilakukan oleh para Sahabat Nabi SAW, khususnya Khulafaur
Rosyidin yang sunnah mereka adalah termasuk Sunnahnya Rasulullah SAW. Sementara
Shalat Taraweh 8 roka’at tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW dan juga
tidak pernah dilakukan oleh para Khulafaur Rosyidin.
Yang harus disadari fitnah perpecahan terjadi bukan karena
seseorang tidak melakukan taraweh atau melakukan taraweh dengan bilangan
tertentu akan tetapi perpecahan terjadi karena kesombongan sebagian orang yang
begitu mudah menyalahkan dan membid’ahkan orang lain dan ulama terdahulu.
Risalah ini dihadirkan bukan untuk menghujat orang yang
melakukan sholat taraweh 8 rokaat. Sebab berapa pun roka’at yang dilakukan
seseorang akan masuk dalam ibadah (Qiyamullail) yang diterima di bulan
Romadhon.
Dan karena munculnya kesalah fahaman sebagian orang yang
beranggapan bahwa tarawehnya Rasulullah adalah hanya 8 roka’at kemudian
menganggap yang lebih dari itu adalah salah bahkan kadang dengan anggapan
bid'ah. Maka kami perlu untuk menghadirkan pemahaman ulama terdahulu (Salaf)
agar ada pencerahan bagi semua yang sering berprasangka buruk kepada sesama
kaum muslimin.
Hujjah yang mengatakan Shalat Taraweh 8 roka’at
1.
Hadits riwayat Imam Ibnu Hibban dan
Imam Ibnu Khuzaimah meriwayatkan dalam Kitab Shohihnya :
Dari Jabir: “Sesungguhnya Rasulullah SAW melakukan
Shalat Taraweh bersama para Sahabat sebanyak 8 roka’at
kemudian Shalat Witir, kemudian mereka menunggu
Rasulullah SAW keluar di malam berikutnya”.
2. Hadits riwayat Imam Al-Bukhari no. 1079 jilid 4 hal. 319
:
Dari Abu Salamah Bin Abdurrahman, suatu ketika beliau
bertanya kepada Sayyidah Aisyah ra tentang Shalatnya Rasulullah SAW di bulan
Ramadhan, maka Sayyidah Aisyah ra menjawab “Rasulullah SAW tidak menambah lebih
dari 11 roka’at baik di bulan Ramadhan atau di luar ramadhan, beliau melakukan
Shalat 4 roka’at dan jangan engkau bertanya tentang kebagusan dan panjangnya
sholat beliau, kemudian beliau melakukan Shalat 4 roka’at lagi, dan jangan
engkau bertanya kebagusan dan panjangnya, kemudian beliau melakukan Shalat 3
roka’at”. Kemudian Sayyidah Aisyah ra berkata : “Wahai Rasulullah apakah engkau
tidur sebelum melakukan Shalat Witir?” Maka Rasulullah SAW menjawab : “Wahai
Aisyah, memang benar mataku tertidur akan tetapi hatiku tidak tidur”.
Dari 2 riwayat tersebut mereka menyimpulkan bahwa sholat
taraweh Rasulullah adalah 11 roka’at, 8 roka’at sholat taraweh dan 3 sholat
witir
(BAB V)
PENJELASAN ULAMA TENTANG SHALAT TARAWIH 8 ROKA’AT
1. Adapun
hadits yang pertama yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Hibban dan Imam Ibnu
Khuzaimah dari Jabir Bin Abdullah adalah sangat lemah (Dho’if) sekali.
Sebab dalam hadits ini ada ‘Isa Bin Jariyah, menurut Ibnu Ma’in dan Daud ia
adalah perowi “Munkar Al-Hadits”, Ibnu Adi berkata bahwasannya
hadits-hadits yang diriwayatkan dari ‘Isa Bin Jariyah tersebut tidak bisa
diambil untuk dijadikan landasan amal, maka dari itu As-Saji dan Al-‘Aqili
memasukkan hadits ini ke dalam Hadits yang Dho’if.
Disebutkan dalam kitab At-Tahdzib karya Imam Ibnu
Hajar jilid 8 hal. 207 bahwasannya dalam sanad hadits tersebut terdapat Ya’qub
Bin Abdullah Al-Qummi, Imam Ad-Daruqutni berkata : “Ya’qub Bin Abdullah
Al-Qummi bukanlah perowi yang kuat hafalannya”.
Maka dari itu hadits tersebut sangat tidak bisa dijadikan
hujjah, oleh sebab itulah maka Imam Ash-Shon’ani menukil dari Imam Az-Zarkasyi
dalam Kitab Al-Khadim beliau mengatakan :
“Adapun yang Shohih
(benar) tentang Shalat Taraweh adalah tidak ada penyebutan bilangannya (yakni tidak
ada batasan roka’atnya)”. Subulus Salam jilid
2 hal. 10
Seandainya hadits ini benar (maaf ini hanya berandai-andai)
maka yang sesuai dengan riwayat-riwayat yang lain menunjukkan bahwa hadits ini
berisi berita tentang Shalat Witirnya Rasulullah SAW dengan salah satu dari 2
kemungkinan :
1. Rasulullah melakukan witir 8+1= 9 roka’at
2. Rasulullah melakukan witir 8+3= 11 roka’at
Dan makna ini sungguh sangat tepat dan sesuai dengan
hadits-hadits yang lainnya. Sementara sudah sangat jelas bahwa di dalam hadits
tersebut tidak menjelaskan Shalat Taraweh Rasulullah adalah 8 + 3 =11 roka’at,
akan tetapi dalam riwayat tersebut Nabi Muhammad SAW melakukan sholat witir 8
roka’at ditutup dengan 1 roka’at.
Dan makna witir pada asalnya digunakan untuk 1, seperti disebutkan
dalam hadits shohih riwayat Imam Muslim :
“Sesungguhnya Allah adalah witir (satu)”.
Witir baru bisa digunakan untuk makna 3, 5 dan seterusnya
jika ada keterangan (Qorinah).
Jika kita maknai witir dalam hadits tersebut adalah 1
roka’at, kemudian yang 8 roka’at adalah sholat tarawih, ini berarti Shalat
Witirnya Rasulullah hanya 1 roka’at dan ini sungguh berseberangan dengan hadits
yang lainnya khususnya hadits Sayyidah Aisyah r.a.
Jadi kesimpulannya kalau seandainya hadits itu benar maka
maknanya adalah berita tentang Shalat Witirnya Rasulullah SAW dengan cara 8+1 =
9 roka’at atau 8+3 = 11 roka’at.
Dan lebih dari itu semua karena hadits tersebut adalah lemah
maka semestinya tidak perlu dibahas karena sudah ada hadits yang lebih kuat dan
lebih jelas maknanya.
2. Sedangkan hadits yang ke-2 yaitu hadits riwayat Sayyidah
Aisyah, hadits tersebut tidak bisa dijadikan Hujjah bahwa Shalat taraweh adalah
8 roka’at dan witir adalah 3 roka’at. Karena hadits tersebut hanya berbicara
tentang witirnya Rasulullah SAW yang 11 roka’at dan bukannya Rasulullah SAW
melakukan Shalat Taraweh 8 roka’at dan Shalat Witirnya 3 roka’at.
Sebuah pertanyaan yang harus direnungi, dari mana datangnya
pemahaman bahwa di sini Rasulullah SAW melakukan Shalat Witir hanya 3 roka’at,
lalu yang 8 roka’at adalah Shalat Taraweh?
Berarti seolah-olah Rasulullah SAW pada bulan Ramadhan
justru mengurangi bilangan roka’at Shalat Witirnya dari 11 roka’at menjadi 3
roka’at, karena di anggap yang 8 roka’at adalah Shalat Taraweh.
Padahal sudah jelas dalam hadits riwayat Sayyidah Aisyah ra
tersebut di atas Rasulullah SAW melakukan sholat 4 + 4 + 3 roka’at = 11
roka’at, kemudian Sayyidah Aisyah r.a bertanya kepada Rasulullah SAW : “Wahai
Rasulullah apakah engkau tidur sebelum melakukan Shalat Witir?”
Sangat jelas bahwa ini adalah pertanyaan tentang Shalat
Witirnya Rasulullah secara umum bukan keterangan Shalat Witir Rasulullah 3
roka’at. Sebab di situ Sayyidah Aisyah ra tidak bertanya : “Wahai Rasulullah
apakah engkau tidur sebelum melakukan Shalat Witir 3 roka’at?”
Dari mana datang kesimpulan bahwa Shalat Witir Rasulullah
adalah 3 roka’at? Itu kesimpulan yang tidak jelas. Kenapa tidak kita simpulkan
dengan riwayat lain yang shohih bahwa Rasulullah SAW sering melakukan Shalat
Witir 11 roka’at agar antara hadits dengan hadits yang lain seiring dan
seirama?
Adapun cara melakukan Shalat Witir 11 roka’at bisa dilakukan
dengan cara berikut ini :
a. 2+2+2+2+2+1 = 11 roka’at
b. 2+2+2+2+3 = 11 roka’at
c. 4+4+3 = 11 roka’at
d. 4+4+2+1 = 11 rokaat
e. 8+3 = 11 roka’at
f. 10+1 = 11 roka’at
Dalam riwayat lain disebutkan :
Rasulullah SAW bersabda : “Janganlah kalian Shalat Witir
3 roka’at, akan tetapi Shalat Witirlah 5 atau 7 roka’at dan jangan kalian
serupakan dengan Shalat Maghrib”. Hadits riwayat Imam Ad-Daruqutni (no. 1
jilid 2 hal 24) dengan sanad dan perowi yang Tsiqoh (dapat dipercaya).
Bagaimana mungkin Rasulullah SAW melakukan Shalat Witir 3
roka’at terus-menerus khususnya di bulan Ramadhan sedangkan beliau sendiri
menganjurkan agar kita tidak hanya melakukan witir 3 roka’at. Sungguh hal ini
sangat jauh dari kesempurnaan dan kecintaan Rasulullah SAW kepada ibadah.
Adapun riwayat yang mengatakan Rasulullah SAW melakukan
Shalat Witir 3 roka’at atau kurang dari 11 roka’at itu untuk menjelaskan bahwa
yang 11 roka’at bukanlah sebuah keharusan akan tetapi tetap boleh kurang dari
11 roka’at bahkan 1 roka’at pun juga boleh.
“Telah diriwayatkan
bahwasannya Shalat Witirnya Rasulullah SAW sampai 13, atau 11, 9, 7, 5, 3 dan 1
roka’at.”
Sehingga bisa diambil kesimpulan bahwasannya Shalat Witirnya
Rasulullah SAW di luar bulan Ramadhan saja hingaa sampai 11 roka’at seperti
yang dikatakan oleh kebanyakan Ulama atau sampai 13 roka’at seperti yang
dikatakan oleh sebagian kecil ulama. Dan pemahama ini diambil dari
hadits-hadits Nabi yang sangat jelas dan shohih seperti yang kami sebutkan
dalam pembahasan bilangan sholat witirnya Rasulullah SAW.
Di luar ramadhan saja witir Nabi Muhammad SAW sampai 11
roka’at, bagaimana di bulan Romadhon di bulan ibadah Nabi Muhammad SAW
mengurangi sholat witir hingga 3 rokaat?
Sungguh ini sangat bertentangan dengan himbauan Rasulullah
untuk memperbanyak ibadah di bulan Ramadhan.
Ada dua hal yang harus dicermati :
Pertama ; Bahwa
11 rokaat adalah sholat witir di dalam bulan Romadhon dan di luar bulan
Romadhon. Ungkapan di luar Romadhon ini sangat jelas maknanya bahwa Siti Aisyah
r.a. bukan berbicara tentang tarawih, karena di luar Romadhon tidak ada
tarawih.
Kedua ; Setelah
Siti Aisyah melihat sholat Rasulullah SAW 11 roka’at, kemudian Siti Aisyah
bertanya : “Apakah engkau tidur sebelum melakukan sholat witir Ya
Rasulullah?”. Siti Aisyah adalah orang cerdas tidak mungkin beliau bertanya
sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan apa yang dilihatnya. Artinya
jelas-jelas saat itu Siti Aisyah bertanya tentang sholat yang bilangannya 11
yang dilakukan oleh Nabi SAW setelah tidur. Dan 11 roka’at itu disebut oleh Siti
Aisyah dalam pertanyaanya dengan “witir”.
3. Riwayat dari Sayyidah Aisyah berbeda-beda dalam
permasalahan ini, dalam satu riwayat beliau mengatakan : “Rasulullah SAW
tidak pernah menambah di bulan Ramadhan dan di luar bulan Ramadhan melebihi 11
roka’at”, seperti tersebut diatas.
Akan tetapi dalam riwayat lain dari Imam Al-Bukhari dan Imam
Muslim Sayyidah Aisyah ra berkata :
“Rasulullah SAW
melakukan Shalat pada malam hari dengan 10 roka’at dan dengan 1 roka’at”.
Apakah dengan hadits ini lalu kita katakan Shalat Tarawehnya
Rasulullah berubah menjadi 10 roka’at dan witirnya 1 roka’at? Hadits ini tidak
menjelaskan Shalat Taraweh dan Witir akan tetapi tentang Shalat Witir dengan
cara 10+1 = 11 roka’at.
Dalam riwayat yang lainnya Sayyidah Aisyah ra berkata :
“Sesungguhnya
Rasulullah SAW pernah melakukan Shalat malam 13 roka’at, kemudian Rasulullah
SAW Shalat 2 roka’at yang ringan ketika mendengar Adzan Shubuh, maka Shalat
malam Rasulullah SAW menjadi 15 roka’at” (HR.
Imam Muslim).
Hadits ini sangat sesuai dengan riwayat yang mengatakan
bahwa Shalat Witirnya Rasulullah SAW adalah sampai 13 roka’at.
Imam As-Shon’ani berkata di dalam kitab Subulus Salam :
“Ketahuilah
bahwsannya riwayat-riwayat dari Sayyidah Aisyah r.a banyak yang berbeda
berkenaan dengan cara Shalat malam dan bilangan roka’atnya Rasulullah SAW, dan
telah diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah ra bahwa bilangan roka’at Shalat
malamnya Rasulullah SAW adalah 7, 9 dan 11 roka’at selain 2 roka’at Shalat
Sunnah Fajar (Qobliyah Shubuh)”.
Ini adalah bilangan roka’at Shalat Witir yang tidak hanya 11
roka’at, inilah hal yang menguatkan bahwasannya riwayat 11 roka’at dari
Sayyidah Aisyah itu adalah Shalat Witirnya Rasulullah SAW bukan Shalat Taraweh.
Maka dari itu Al-Hafidz Imam Ibnu Hajar Al-Asqolani menghadirkan riwayat dari
Sayyidah Aisyah tersebut dalam kitab Bulugh Al-Maram diletakkan pada Bab
Shalat Witir sebab riwayat tersebut berhubungan dengan Shalat Witir.
4. Jika kita perhatikan bahwa riwayat-riwayat yang
berhubungan dengan Shalat Taraweh dan Witir sangat banyak dan berbeda-beda. Dan
yang lebih bisa untuk menjelaskan adalah apa yang dilakukan para Sahabat Nabi
SAW berkenaan dengan masalah tersebut. Dan kita telah menemukan riwayat yang
benar tentang bilangan Shalat Taraweh yang 20 roka’at dari para sahabat Nabi
SAW dan juga riwayat Shalat Witir mulai dari 1 roka’at sampai 11 roka’at. Maka
bisa disimpulkan dengan pasti bahwa riwayat dari Sayyidah Aisyah r.a itu adalah
tentang Shalat Witirnya Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW pernah melakukan Shalat Witir atau mengajari
Shalat Witir dengan 1, 3, 5, 7, 9, dan 11 roka’at bahkan sampai 13 roka’at itu
semua untuk menunjukkan bahwa Shalat Witir adalah sholat yang amat penting,
jangan sampai ditinggalkan walaupun hanya 1 roka’at dan tidak harus 11 roka’at,
namun yang sering dilakukan oleh Rasulullah SAW baik di Ramadhan atau di luar
Ramadhan adalah 11 roka’at. Nah, bagaimana Rasulullah yang Shalat Witirnya di
luar Ramadhan saja mengambil yang banyak (11 roka’at) akan tetapi justru di
saat bulan Ramadhan Rasulullah SAW sendiri malah mengurangi Witir tersebut
menjadi 3 roka’at. Sungguh ini bertentangan dengan himbauan beliau sendiri agar
kita memperbanyak ibadah termasuk Shalat di malam Ramadhan.
(Insya Allah akan dilanjutkan dilain kesempatan)
Semoga bermanfaat .....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar