Mauidoh
Hasanah oleh Habib Hamdi bin Muhsin Al Hamid
Keutamaan
Orang Yang Meninggal di Makkah
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda, “seseorang akan di bangkitkan dalam keadaan dia meninggal”.
Jika seseorang meninggal dalam keadaan baik maka juga akan di bangkitkan dalam
keadaan baik. Demikian pula sebaliknya. Maka pertanyaannya sekarang adalah
bagaimana kita nanti?.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda,”sesungguhnya salah seorang di antara kalian yang dari
kecil melakukan amalan ahli surga, sehingga jarak antara surga dan dia hanya
tinggal satu dziro’ (satu hasta). Tapi di akhir hayatnya dia melakukan amalan
ahli neraka dan dimatikan dalam keadaan su’ul khotimah”. Maksud dari hadits
ini adalah bagaimanapun amal kebaikan yang kita lakukan janganlah
berbangga diri. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam saja yang telah di
ampuni segala dosanya masih berdoa memohon ampun kepada Allah Subhanahu
wata’ala. Kenapa Kita yang amalnya jauh dari sempurna merasa paling utama
diantara yang lain.
Di kota Tarim provinsi Hadramaut
Yaman, ada seorang ulama’ besar yang saat ini masih hidup yaitu Habib Abdullah
bin Muhammad bin Alwi bin Shihab. Di masjid Syeikh bin Ali, beliau setiap senin
malam ba’da maghrib ada pembacaan maulid Ad Diba’i. Dalam setiap ceramah beliau
setelah maulid, beliau selalu mengulang-ulang hadits Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wasallam yang berarti “dua perkara pangkal segala kebaikan. Pertama
adalah berbaik sangka kepada Allah. Kedua berbaik sangka kepada hamba Allah”
Habib Abrurrahman Assegaf seorang
wali besar di tarim mengatakan “andai aku mengetahui satu ucapan tasbihku di
terima oleh Allah, niscaya aku jamin penduduk tarim akan makan daging selama
satu minggu”. di tarim jaman dulu jarang sekali makan daging, makanan
sehari harinya adalah roti. Orang-orang tarim mempunyai ilmu yang terbentuk
dari Madrasatun Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka kita harus
berbaik sangka, ditakutkan di akhir hayat kita dimatikan dalam keadaan su’ul
khotimah.
Nabi melanjutkan haditsnya, ”sesungguhnya
ada diantara kalian yang sejak kecil melakukan perbuatan ahli neraka, sehingga
jarak antara dia dan neraka tinggal satu hasta, tetapi ketentuan Allah berubah,
di akhir hayatnya dia bertaubat, maka dia di matikan dalam keadaan khusnul
khotimah”. Dalam sebuah hadits qudsi, Allah Subhanahu wata’ala berfirman, “wahai
hambaku, sesungguhnya kalian memohon ampun kepadaku pada malam hari, sedangkan
kalian bermaksiat di siang hari. Maka aku ampuni karena tidak mengurangi
sedikitpun dari kerajaanku”. Kita saja yang enggan minta ampun kepada
Allah. Amal seseorang tergantung pada akhirnya. Semoga dosa kita diampuni, dan
meninggal dalam keadaan khusnul khotimah.
Apakah seseorang yang tidak
berziarah ke makam kedua orang tuanya dikatakan durhaka? Maka jawabnya adalah tidak. Kita membacakan fatihah setiap
hari selesai sholat fardlu, itupun termasuk berbakti kepada orang tua.
Wallahu A’lam Bishawab.