KursusPersholatan4Sept2013
KursusPersholatan5Sept2013
Dalam kisah di atas
kita menyaksikan kesantunan Mâlik bin Dînâr ketika memergoki seorang
pencuri di rumahnya. Beliau tidak menyikapi pencuri tersebut dengan
amarah, akan tetapi dengan kasih sayang.
Ketika marah, jagalah dirimu agar tidak mengucapkan atau melakukan sesuatu yang akan engkau sesali dan menyebabkan Allâh Ta’âlâ murka. Jika engkau memiliki kekuasaan, maka bersabarlah, jangan tergesa-gesa membalas. Sebab, Tangan Allâh menguasai tanganmu dan Kekuasaan-Nya pasti mengalahkan kekuasaanmu. Allâh telah memerintahkanmu untuk bersikap santun dan sabar. Bukankah engkau telah mendengar wahyu Allâh Ta’âlâ berikut ini:
KursusPersholatan5Sept2013
Seorang pencuri masuk ke
rumah Mâlik bin Dînâr, akan tetapi tidak menemukan sesuatu yang dapat
dicurinya. Mâlik bin Dînâr yang mengetahui kedatangan pencuri tersebut
berkata kepadanya, “Engkau tidak menemukan harta duniawi yang dapat kau
curi? Maukah kau kuberi harta Akhirat?”
“Ya, aku mau,” jawab pencuri tersebut.
“Wudhu dan tunaikanlah shalat sunah dua rakaat,” ujar Mâlik bin Dînâr.
Pencuri itu melakukan apa yang
diperintahkan oleh Mâlik, kemudian duduk bersamanya. Beberapa saat
kemudian keduanya pergi ke Masjid. Seseorang bertanya kepada Mâlik bin
Dînâr, “Siapa dia?”
“Dia datang ingin mencuri, akan tetapi justru kami yang “mencurinya”, ” jawab Mâlik bin Dînâr.[1]
Hikmah Di Balik Kisah
‘Alî karamallahu wajhah berkata:
مَنْ أَعْطَى مَنْ حَرَمَهُ، وَوَصَلَ مَنْ قَطَعَهُ، وَعَفَا عَمَّنْ ظَلَمَهُ، كَانَ لَهُ مِنَ اللهِ الظَّهِيْرُ وَالنَّصِيْرُ
Barang siapa memberi orang yang tidak
memberinya, menjalin hubungan dengan orang yang memutuskan hubungan
dengannya dan memaafkan orang yang menzhaliminya, maka Allâh akan
menjadi Pembela dan Penolongnya.
‘Alî karamallahu wajhah berkata:
اَلْحِلْمُ عِنْدَ الْغَضَبِ يُؤَمِّنُكَ غَضَبَ الْجَبَّارِ
Kesantunan ketika marah akan menyelamatkanmu dari amarah Allâh Yang Maha Kuasa.
Habib Muhammad bin ‘Abdullâh Al-‘Aidarûs berkata:
Ketika marah, jagalah dirimu agar tidak mengucapkan atau melakukan sesuatu yang akan engkau sesali dan menyebabkan Allâh Ta’âlâ murka. Jika engkau memiliki kekuasaan, maka bersabarlah, jangan tergesa-gesa membalas. Sebab, Tangan Allâh menguasai tanganmu dan Kekuasaan-Nya pasti mengalahkan kekuasaanmu. Allâh telah memerintahkanmu untuk bersikap santun dan sabar. Bukankah engkau telah mendengar wahyu Allâh Ta’âlâ berikut ini:
اِدْفَعْ بِالَّتِيْ هِيَ أَحْسَنُ
“Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik.”
(Fushilat, 41:34)
Jangan sombong dan sewenang-wenang
meskipun engkau mampu melakukannya. Sebab, kesombongan adalah milik
Allâh Yang Maha Esa dan Maha Kuasa. Barang siapa sombong, maka Allâh
akan mengalahkannya.
‘Alî karamallahu wajhah berkata:
جُدْ عَلَى عَدُوِّكَ بِالْفَضْلِ فَإِنَّهُ أَحْسَنُ الظَّفَرَيْنِ
Berbuat baiklah kepada musuhmu, hal itu lebih baik dari dua kemenangan.
Diriwayatkan bahwa dalam salah satu
kitab Allâh SWT berkata, “Wahai anak cucu Âdam, ingatlah Aku ketika
engkau marah, maka Aku akan mengingatmu ketika Aku murka. Dan tidak
akan Kubinasakan dirimu bersama orang-orang yang Kubinasakan. Jika
engkau dizhalimi, merasa cukuplah dengan pertolongan-Ku. Sebab,
pertolongan-Ku lebih baik daripada usahamu untuk menolong dirimu
sendiri.”
Dalam sebuah kitab terdahulu juga disebutkan bahwa Allâh Ta’âlâ
berkata, “Barang siapa melakukan sebuah amal tanpa musyawarah, maka
amalnya pasti gagal. Dan barang siapa tidak membalas orang yang
menzhaliminya dengan tangan, kedengkian maupun lisan, maka dia seorang
yang berilmu. Dan barang siapa memintakan ampun bagi orang yang
menzhaliminya, maka ia telah mengalahkan setan.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar