Senin, 20 Juli 2020
"Satu Kata Yang Akan Menarik Seseorang Ke Dalam Api Neraka"
"SATU KATA YANG AKAN MENARIK SESEORANG KE DALAM API NERAKA"
Terkadang seseorang mengucapkan kata-kata yang dia kira itu hanyalah kata-kata yang ringan dan sepele padahal perkataan tersebut merupakan sesuatu yang bisa mendatangkan murka Alloh SWT. Sehingga, bisa jadi seseorang dilemparkan ke dalam api neraka karena ia tidak mau berhati-hati dengan perkataannya. Nabi SAW bersabda:
وَ إِنَّ العَبْدَ لَيَتكلَّمُ بالكَلِمَةِ مِنْ سُخْطِ اللهِ لا يُلْقي لَهَا بالاً يَهوى بها فى جَهَنَّمَ
“Sungguh seseorang mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan kemurkaan Alloh, namun dia menganggapnya ringan, karenanya dia dilemparkan ke dalam api neraka”. (HR. Bukhari no. 6478 dalam Kitabur Riqaq, Bab “Menjaga Lisan”)
"Perkataan ‘seandainya"
Dari Abu Huroiroh RA, Rosululloh SAW bersabda,
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلا تَعْجِزَنَّ , وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلا تَقُلْ : لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَذَا لَكَانَ كَذَا وَ كَذَا , وَلَكِنْ قُلْ : قَدَرُ اللهِ وَ مَا شَاءَ فَعَلَ , فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
“Bersungguh-sungguhlah dalam hal-hal yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Alloh (dalam segala urusan), serta janganlah sekali-kali kamu bersikap lemah. Jika kamu tertimpa sesuatu (kegagalan), maka janganlah kamu mengatakan, ‘seandainya aku berbuat demikian, pastilah tidak akan begini atau begitu’. Tetapi katakanlah, ‘ini telah ditakdirkan oleh Alloh dan Alloh berbuat sesuai dengan apa yang dikehendaki’. Karena sesungguhnya perkataan seandainya akan membuka (pintu) perbuatan setan”. (HR. Muslim no. 2664)
Maksud dari sabda Rosululloh SAW bahwasanya perkataan seandainya membuka (pintu) perbuatan setan adalah karena di dalam kata-kata seandainya menunjukkan adanya kesedihan yang mendalam dan mencela terhadap takdir Alloh SWT, ketika seseorang tidak mendapatkan sesuatu yang diinginkannya. Sedangkan sikap yang demikian ini meniadakan sikap sabar dan ridha terhadap takdir Alloh SWT. Padahal, sebagaimana yang sudah diketahui bahwa sabar hukumnya wajib. Dan begitu juga dengan iman kepada takdir Alloh, hal ini juga merupakan kewajiban bagi setiap orang.
Alloh SWT berfirman,
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيْبَةٍ فِي الأَرْضِ وَلا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلاَّ فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللهِ يَسِيْرٌ # لِكَيْلَا تَأْسَوْهَا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوْا بِمَا ءَا تَكُمْ وَاللهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَا لٍ فَخُوْرٍ #
“Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfudz) sebelum Kami mewujudkannya, sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Alloh. Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan tidak pula terlalu gembira dengan apa yang Dia berikan untukmu. Dan Alloh tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri.” (QS. Al-Hadiid: 22-23)
Dalam Hadits Qudsi yang lain Alloh pun berfirman:
<< أنَا اللهُ لآ إِلهَ إِلاَّ أَنَا مَنْ لَمْ يَشْكُرْ عَلَى نَعْمَآئِي وَلَمْ يَصْبِرْ عَلَى بَلآئِي وَلَمْ يَرْضَ بِقَضَآئِي فَلْيَتَّحِذْ رَبًّا سِوَآئِي >>
Aku Alloh, tiada Illah (yang berhak diibadahi) selain Aku; siapa tidak bersyukur atas nikmat-nikmat pemberian-Ku, tidak bersabar atas ujian-Ku dan ridlo terhadap kepastian qadla-Ku, maka carilah Tuhan selain Aku
Alloh SWT menciptakan alam semesta dan manusia berada di dalamnya, memberikan ketetapan-ketetapan dan ketentuan-ketentuan, ketetapan yang pasti bagi manusia adalah untuk beribadah kepada Alloh (meski pun Alloh tak membutuhkan ibadah manusia), karena manusia teramat sangat butuh kepada Alloh.
Dalam mengibadahiNya, manusia Alloh uji dengan berbagai macam cobaan, dan manusia tidak dapat lari dari cobaan atau ujian yang Alloh berikan pada dirinya. Misalnya, Alloh tetapkan seseorang menjadi laki-laki, maka dia tidak bisa menolak ketetapan ini. Begitu juga seseorang yang Alloh jadikan perempuan, dia tetap harus menerima apa adanya sekalipun hatinya tidak menyukainya. Demikian juga Alloh tetapkan beribadah dan tatacaranya, maka manusia yang menyelisihi ketetapanNya menunjukan penolakan akan aturan Alloh.
Di dunia ini, nasib manusia bermacam-macam, ada yang baik dan ada yang nestapa. Kondisi yang dihadapi setiap orang harus diterima dengan penuh kesabaran. Sebab kalau dia tidak sabar, ke mana dia menggugat? Orang yang Alloh takdirkan miskin, lalu dia tidak terima, ke mana dia akan menuntut? Orang yang Alloh takdirkan sakit keras, dia tidak terima, lalu ke mana dia mengadukan nasibnya? Yang berkuasa mengatur nasib manusia hanyalah Alloh semata. Kematian seseorang hanya Alloh yang menetapkan.
Apabila yang bersangkutan membenci kematian, ke mana dia hendak mencari perlindungan? Bukankah segala upaya manusia melarikan diri dari takdir Alloh hanya sia-sia? Karena itu, apa yang disebutkan pada hadits di atas sangat masuk akal.
Orang yang tidak ridha bertuhan pada Alloh dan tidak menerima ketentuan-ketentuanNya, karena enggan pelaksanakan perintahNya dan tak mau mengalami cobaan-cobaan dari Alloh, maka silahkan saja dia mencari Tuhan lain dan carilah langit lain tuk bernaung selain yang diciptakan Alloh . Apakah manusia dapat melarikan dirinya dari Alloh, Tuhan yang menentukan nasib dirinya? yang mana tak ada tuhan selainNya.
وَمِنَ ٱلَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِۦ نَافِلَةً لَّكَ عَسَىٰٓ أَن يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُودًا ﴿٧٩﴾
"Dan pada sebagian malam, lakukanlah salat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat terpuji.
Semoga Alloh SWT ridho dan memberikn rahmad kpd kita semua
Aamiiin
وَ اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه.
Terkadang seseorang mengucapkan kata-kata yang dia kira itu hanyalah kata-kata yang ringan dan sepele padahal perkataan tersebut merupakan sesuatu yang bisa mendatangkan murka Alloh SWT. Sehingga, bisa jadi seseorang dilemparkan ke dalam api neraka karena ia tidak mau berhati-hati dengan perkataannya. Nabi SAW bersabda:
وَ إِنَّ العَبْدَ لَيَتكلَّمُ بالكَلِمَةِ مِنْ سُخْطِ اللهِ لا يُلْقي لَهَا بالاً يَهوى بها فى جَهَنَّمَ
“Sungguh seseorang mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan kemurkaan Alloh, namun dia menganggapnya ringan, karenanya dia dilemparkan ke dalam api neraka”. (HR. Bukhari no. 6478 dalam Kitabur Riqaq, Bab “Menjaga Lisan”)
"Perkataan ‘seandainya"
Dari Abu Huroiroh RA, Rosululloh SAW bersabda,
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلا تَعْجِزَنَّ , وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلا تَقُلْ : لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَذَا لَكَانَ كَذَا وَ كَذَا , وَلَكِنْ قُلْ : قَدَرُ اللهِ وَ مَا شَاءَ فَعَلَ , فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
“Bersungguh-sungguhlah dalam hal-hal yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Alloh (dalam segala urusan), serta janganlah sekali-kali kamu bersikap lemah. Jika kamu tertimpa sesuatu (kegagalan), maka janganlah kamu mengatakan, ‘seandainya aku berbuat demikian, pastilah tidak akan begini atau begitu’. Tetapi katakanlah, ‘ini telah ditakdirkan oleh Alloh dan Alloh berbuat sesuai dengan apa yang dikehendaki’. Karena sesungguhnya perkataan seandainya akan membuka (pintu) perbuatan setan”. (HR. Muslim no. 2664)
Maksud dari sabda Rosululloh SAW bahwasanya perkataan seandainya membuka (pintu) perbuatan setan adalah karena di dalam kata-kata seandainya menunjukkan adanya kesedihan yang mendalam dan mencela terhadap takdir Alloh SWT, ketika seseorang tidak mendapatkan sesuatu yang diinginkannya. Sedangkan sikap yang demikian ini meniadakan sikap sabar dan ridha terhadap takdir Alloh SWT. Padahal, sebagaimana yang sudah diketahui bahwa sabar hukumnya wajib. Dan begitu juga dengan iman kepada takdir Alloh, hal ini juga merupakan kewajiban bagi setiap orang.
Alloh SWT berfirman,
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيْبَةٍ فِي الأَرْضِ وَلا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلاَّ فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللهِ يَسِيْرٌ # لِكَيْلَا تَأْسَوْهَا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوْا بِمَا ءَا تَكُمْ وَاللهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَا لٍ فَخُوْرٍ #
“Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfudz) sebelum Kami mewujudkannya, sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Alloh. Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan tidak pula terlalu gembira dengan apa yang Dia berikan untukmu. Dan Alloh tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri.” (QS. Al-Hadiid: 22-23)
Dalam Hadits Qudsi yang lain Alloh pun berfirman:
<< أنَا اللهُ لآ إِلهَ إِلاَّ أَنَا مَنْ لَمْ يَشْكُرْ عَلَى نَعْمَآئِي وَلَمْ يَصْبِرْ عَلَى بَلآئِي وَلَمْ يَرْضَ بِقَضَآئِي فَلْيَتَّحِذْ رَبًّا سِوَآئِي >>
Aku Alloh, tiada Illah (yang berhak diibadahi) selain Aku; siapa tidak bersyukur atas nikmat-nikmat pemberian-Ku, tidak bersabar atas ujian-Ku dan ridlo terhadap kepastian qadla-Ku, maka carilah Tuhan selain Aku
Alloh SWT menciptakan alam semesta dan manusia berada di dalamnya, memberikan ketetapan-ketetapan dan ketentuan-ketentuan, ketetapan yang pasti bagi manusia adalah untuk beribadah kepada Alloh (meski pun Alloh tak membutuhkan ibadah manusia), karena manusia teramat sangat butuh kepada Alloh.
Dalam mengibadahiNya, manusia Alloh uji dengan berbagai macam cobaan, dan manusia tidak dapat lari dari cobaan atau ujian yang Alloh berikan pada dirinya. Misalnya, Alloh tetapkan seseorang menjadi laki-laki, maka dia tidak bisa menolak ketetapan ini. Begitu juga seseorang yang Alloh jadikan perempuan, dia tetap harus menerima apa adanya sekalipun hatinya tidak menyukainya. Demikian juga Alloh tetapkan beribadah dan tatacaranya, maka manusia yang menyelisihi ketetapanNya menunjukan penolakan akan aturan Alloh.
Di dunia ini, nasib manusia bermacam-macam, ada yang baik dan ada yang nestapa. Kondisi yang dihadapi setiap orang harus diterima dengan penuh kesabaran. Sebab kalau dia tidak sabar, ke mana dia menggugat? Orang yang Alloh takdirkan miskin, lalu dia tidak terima, ke mana dia akan menuntut? Orang yang Alloh takdirkan sakit keras, dia tidak terima, lalu ke mana dia mengadukan nasibnya? Yang berkuasa mengatur nasib manusia hanyalah Alloh semata. Kematian seseorang hanya Alloh yang menetapkan.
Apabila yang bersangkutan membenci kematian, ke mana dia hendak mencari perlindungan? Bukankah segala upaya manusia melarikan diri dari takdir Alloh hanya sia-sia? Karena itu, apa yang disebutkan pada hadits di atas sangat masuk akal.
Orang yang tidak ridha bertuhan pada Alloh dan tidak menerima ketentuan-ketentuanNya, karena enggan pelaksanakan perintahNya dan tak mau mengalami cobaan-cobaan dari Alloh, maka silahkan saja dia mencari Tuhan lain dan carilah langit lain tuk bernaung selain yang diciptakan Alloh . Apakah manusia dapat melarikan dirinya dari Alloh, Tuhan yang menentukan nasib dirinya? yang mana tak ada tuhan selainNya.
وَمِنَ ٱلَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِۦ نَافِلَةً لَّكَ عَسَىٰٓ أَن يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُودًا ﴿٧٩﴾
"Dan pada sebagian malam, lakukanlah salat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat terpuji.
Semoga Alloh SWT ridho dan memberikn rahmad kpd kita semua
Aamiiin
وَ اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه.
Langganan:
Postingan (Atom)